The Midnight Library
Novel bergenre fantasi dan psikologi. Diawali dengan kisah tokoh utama Nora Seed yang penuh dengan kesialan, kegagalan, kesepian, sakit, depresi. Kehidupan yang menurutnya harus ditinggalkan, tentunya setelah kematian kucing yang selalu menemaninya.
Nora adalah seorang anak yang briliant, dia digadang-gadang menjadi perenang olimpiade, tapi mengapa hidupnya kini merana, tanpa seorang pun keluarga?… nah ini baca yah…
The Midnight Library >> Perpustakaan Tengah Malam.
Bukan sebuah tempat yang sebenarnya, tapi hanya khayalan Nora. Khayalan yang begitu nyata. Setelah ia memutuskan untuk mati, Nora mengunjunginya. Didampingi seorang perempuan paruh baya, ia memilah dan memilih buku untuk hidupnya. Hidup barunya.
Satu demi satu penyesalan Nora disingkap dalam lembaran-lembaran baru kehidupan. Ia hidup lagi, menjalani dan memperbaiki penyesalannya? Tapi, semua ada konsekuensinya, dan ternyata hasilnya sama. Nora tidak bahagia.
Ada suatu ketika, dia menjadi pemenang olimpiade, namun kehidupan keluarganya rusak. Suatu ketika, ia dikenal sebagai superstar, kakaknya mati overdosis. Dan cerita-cerita lain, bahkan lebih menyakitkan bagi Nora dibanding kehidupan yang ingin diakhirinya.
Perpustakaan tengah malam akan segera runtuh. Lembaran-lembaran kehidupan Nora yang baru telah usai. Dimanakah Nora? Kehidupan mana yang ia pilih?
Cerita ini menarik di awalnya, agak garing di tengahnya, dan spektakuler endingnya. Agak garing karena Nora terus menjajal kehidupan yang ingin ia hidupi, satu per satu dengan waktu yang singkat, jadi model ceritanya repeat for many times, itu yang membuat agak bosan. Dan aku ngerasa ibu paruh baya penjaga perpustakaan mencla-mencle (ini apa bahasa indonesia-nya). Mungkin karena yang beliau bicarakan adalah kehidupan, jadi memang segala sesuatunya ga bisa dipastikan.
Cerita ini sarat makna kesyukuran terhadap diri sendiri dan lingkungan sekecil apapun. Happy ending? Tergantung syukurmu… hehe
Menyesali untuk tidak mengambil keputusan lain tidak menjamin hidupmu akan bahagia. Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah syukur, berbuat baik semampu kita.
Hidup akan memberi perspektif baru dengan waktu yang lebih lama bagimu untuk melihatnya. Jadi, Sabarlah.
Kita tidak perlu melakukan segalanya dalam rangka menjadi segalanya. Kita hanya perlu menjadi satu orang.
Ingin merupakan kata yang menarik. Itu berarti ada yang kurang.
Yah, di situlah keindahannya, bukan? sesuatu yang tidak pernah kita ketahui akhirnya bagaimana.